Siri’ Na Pacce Dalam Diri Yuran Fernandes

Siri’ Na Pacce Dalam Diri Yuran Fernandes
Font size:

Dalam budaya masyarakat Bugis dan Makassar, Sultan Hasanuddin digambarkan sebagai sosok yang tegas, gigih dan pemberani. Gambaran serupa tersirat dalam diri bek tengah asal Tanjung Verde, Yuran Fernandes Rocha Lopes, yang dari tahun 2022 sudah memperkuat PSM Makassar. Cinta Yuran kepada tim yang berjuluk Juku Eja ini sangat besar, ia selalu menjadi andalan di barisan belakang serta menjadi benteng pertahanan yang kokoh layaknya benteng Rotterdam.

Di musim pertamanya, Yuran mampu mengantarkan Ayam Jantan dari Timur menjadi kampiun Liga 1 musim 2022/23, membawa PSM ke zona ASEAN AFC 2022. Bulan ke bulan, tahun ke tahun, telah dilalui oleh Yuran dengan bijaksana bersama PSM. Sampai akhirnya masalah tiba di bulan Mei tahun 2025, saat bertandang ke PSS Sleman.

Singkat cerita, PSM “benar-benar dibungkam” dengan skor 3-1 oleh PSS, pertandingan yang sangat kontroversial di malam itu. PSM merasa dicurangi oleh PSS dan perangkat pertandingan pada saat itu, sampai akhirnya Yuran naik pitam dan mengeluarkan statement tegas di media sosial-nya. Kira-kira caption-nya seperti ini.

“Jika anda ingin menghasilkan uang, anda bisa datang ke Indonesia. Jika anda ingin bermain sepakbola serius, menjauhlah dari Indonesia.”

Tak pelak setelah caption ini mencuat ke permukaan, beragam reaksi netizen dilontarkan. Ada yang pro, tak ketinggalan juga ada yang kontra. Bila pembaca (mungkin) lupa, coba kembali lagi ke kalimat pembuka di artikel ini. Sekilas Yuran Fernandes seperti “kesurupan” sosok Sultan Hasanuddin. Tegas, gigih, pemberani, ditambah lagi jujur apa adanya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sagimun Mulus Dumadi dalam buku berjudul “Sultan Hasanuddin Menentang VOC” (1986). Sultan Hasanuddin memberikan izin kepada tiga orang belanda untuk tinggal di Somba Opu, ibukota Kesultanan Gowa di masa itu. Sama halnya dengan Yuran, meskipun statement-nya sudah dihapus di Instagram-nya namun tangkapan layar dari momen langka tersebut tak dapat dihilangkan untuk selama-lamanya.

Seolah-olah Yuran mempersilahkan “tiga orang” untuk menghakimi dirinya, mulai dari ketua federasi, ketua komisi disiplin, dan ketua penanggung jawab Liga 1. PSSI seakan-akan mengusir secara halus pria berumur 30 tahun ini dari dunia persepakbolaan Indonesia. Pasalnya Yuran dijatuhi hukuman larangan beraktivitas di sepakbola Indonesia selama setahun dan disertai denda sebesar 25 juta rupiah hanya karena statement jujurnya.

Mohon maaf para pembaca semuanya, dajjal pun kalah jahatnya daripada PSSI ini. Mungkin jahatnya dajjal masih bisa dinego. Hal yang semacam ini saja PSSI bisa gercep, kalau sudah membahas perihal doping dan pengaturan skor mungkin PSSI hanya bisa mingkem, atau bisa saja lari zig-zag.

Dari kasus Yuran kita bisa menyimpulkan bahwa Indonesia sangat krisis bahkan degradasi soal kejujuran, anti terhadap fakta, dan tidak mau menerima realita. Sebab dari itu, dukungan kepada Yuran masif diberikan kepadanya serta kampanye tagar #KamiBersamaYuran menjadi trending topic di kalangan pecinta sepakbola di negeri tercinta ini.

PSM juga tak mau tinggal diam, seluruh lapisan elemen (baik manajemen, pemain, suporter, bahkan masyarakat Bugis dan Makassar) juga menggaungkan Siri’ Na Pacce untuk Yuran. Dalam budaya Bugis, Siri’ Na Pacce merupakan konsep yang sangat penting. Siri (harga diri) yang berarti menjaga kehormatan. Sedangkan Pacce (rasa sakit atau malu) yang berarti rasa malu atau sakit hati jika harga diri dilanggar.

Siri’ Na Pacce menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Bugis (terutama di Sulawesi Selatan) untuk menjaga etika dan moralitas. Siri’ Na Pacce dianggap sangat penting karena dapat mempengaruhi reputasi dan status sosial seseorang. Antropolog Universitas Hasanuddin Makassar, Tasrifin Tahara, menyebutkan bahwa Siri’ Na Pacce erat kaitannya dengan harga diri atau martabat pribadi seseorang. Bagi penulis, Yuran 100% Siri’ Na Pacce!

Jika kejujuran seperti bek tengah bernomor punggung empat milik PSM Makassar ini mudah dibungkam oleh federasi, jangan berharap sepakbola Indonesia bisa maju, bersih, dan modern seperti liga Jepang atau Korea Selatan. Yuran ibarat representasi dari ikan salmon yang berenang melawan arus sungai, artinya ia tidak mau tunduk dengan mafia sepakbola, dia hanya mau bermain sepakbola secara serius cuman hanya salah kolam saja.

Seyogyanya, Yuran harus mencari “kolam bersih” di luar Indonesia. Penulis yakin banyak tawaran klub luar negeri yang datang kepadanya dengan tawaran yang cukup menggiurkan. Yuran berani dan PSM Makassar gigih. Bagaimanapun, ia adalah pemain sepakbola yang mengajarkan kita semua jangan takut untuk berkata tentang kejujuran di aspek kehidupan yang membosankan ini, jangan mau kalah sama kebusukan organisasi nirempati. Kita harus tetap berterima kasih padanya dan selamanya tetap #KamiBersamaYuran.

 

Petualangan Baru Sang Maestro di Italia Selatan
Artikel sebelumnya Petualangan Baru Sang Maestro di Italia Selatan
Artikel selanjutnya
Artikel Terkait